INFOPBG.COM, PURBALINGGA - Tragedi menimpa Ahmad Rifai (20), mahasiswa Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP) asal Desa Bedagas, Kecamatan Pengadegan, Purbalingga. Ia ditemukan meninggal dunia di sebuah kedung di kawasan hutan Kalipagu, Desa Ketenger, Baturraden, pada Minggu (22/6/2025).
Pagi itu sekitar pukul 09.00 WIB, AR bersama tiga rekannya KPP (18), TAP (18), dan MLS (19) berangkat dari tempat kos mereka menuju Kalipagu. Tujuan mereka adalah untuk mengerjakan tugas mata kuliah LDC Bahasa Inggris yang mengharuskan pembuatan dokumentasi foto dan video di alam terbuka.
Setelah menempuh perjalanan cukup jauh melalui jalur terjal, rombongan mahasiswa tersebut sampai di lokasi dan beristirahat sejenak. Tak lama kemudian, mereka mulai melakukan proses dokumentasi tugas di area hutan yang berada di lereng selatan Gunung Slamet.
Usai pengambilan gambar, AR mengajak dua temannya KPP dan TAP untuk berenang di kedung setempat. Namun, keduanya menolak karena merasa kelelahan dan tidak bisa berenang. AR pun memutuskan untuk berenang seorang diri.
Menurut keterangan saksi, AR sempat berenang ke tengah kedung, kembali ke tepi, lalu berenang lagi ke tengah. Di saat itu, ia terlihat kesulitan dan memberikan isyarat meminta pertolongan.
Pagi itu sekitar pukul 09.00 WIB, AR bersama tiga rekannya KPP (18), TAP (18), dan MLS (19) berangkat dari tempat kos mereka menuju Kalipagu. Tujuan mereka adalah untuk mengerjakan tugas mata kuliah LDC Bahasa Inggris yang mengharuskan pembuatan dokumentasi foto dan video di alam terbuka.
Setelah menempuh perjalanan cukup jauh melalui jalur terjal, rombongan mahasiswa tersebut sampai di lokasi dan beristirahat sejenak. Tak lama kemudian, mereka mulai melakukan proses dokumentasi tugas di area hutan yang berada di lereng selatan Gunung Slamet.
Usai pengambilan gambar, AR mengajak dua temannya KPP dan TAP untuk berenang di kedung setempat. Namun, keduanya menolak karena merasa kelelahan dan tidak bisa berenang. AR pun memutuskan untuk berenang seorang diri.
Menurut keterangan saksi, AR sempat berenang ke tengah kedung, kembali ke tepi, lalu berenang lagi ke tengah. Di saat itu, ia terlihat kesulitan dan memberikan isyarat meminta pertolongan.
Kapolsek Baturraden Plt Iptu Mufied Bayu Aji menjelaskan, “Diduga korban mengalami kram saat berenang. Ia sempat meminta tolong, tetapi dua temannya tidak bisa menolong karena tidak bisa berenang.”
Melihat kondisi tersebut, teman-temannya segera meminta bantuan dari pengunjung lain yang kebetulan melintas menuju Curug Pengantin. AR akhirnya berhasil diangkat dari dasar kedung, namun saat itu ia sudah dalam keadaan tidak sadarkan diri.
Sekitar pukul 12.30 WIB, warga setempat membantu mengevakuasi korban ke Balai RW. Tim Inafis Polresta Banyumas bersama dr. Dewi Permatasari dari Puskesmas Baturraden II kemudian tiba untuk melakukan pemeriksaan.
“Hasil pemeriksaan luar menunjukkan tidak ada tanda kekerasan atau luka fisik. Perkiraan waktu kematian kurang dari tiga jam sebelum pemeriksaan. Korban diperkirakan meninggal karena tenggelam,” jelas dr. Dewi.
Jenazah AR selanjutnya dibawa ke RSUD Margono Soekarjo, Purwokerto, sambil menunggu pihak keluarga dan keputusan apakah akan dilakukan autopsi lebih lanjut.
Melihat kondisi tersebut, teman-temannya segera meminta bantuan dari pengunjung lain yang kebetulan melintas menuju Curug Pengantin. AR akhirnya berhasil diangkat dari dasar kedung, namun saat itu ia sudah dalam keadaan tidak sadarkan diri.
Sekitar pukul 12.30 WIB, warga setempat membantu mengevakuasi korban ke Balai RW. Tim Inafis Polresta Banyumas bersama dr. Dewi Permatasari dari Puskesmas Baturraden II kemudian tiba untuk melakukan pemeriksaan.
“Hasil pemeriksaan luar menunjukkan tidak ada tanda kekerasan atau luka fisik. Perkiraan waktu kematian kurang dari tiga jam sebelum pemeriksaan. Korban diperkirakan meninggal karena tenggelam,” jelas dr. Dewi.
Jenazah AR selanjutnya dibawa ke RSUD Margono Soekarjo, Purwokerto, sambil menunggu pihak keluarga dan keputusan apakah akan dilakukan autopsi lebih lanjut.