Insiden tersebut mencuat ke publik usai akun Instagram @infopurbalinggane yang juga mengunggah ulang video singkat tersebut. Suasana ricuh pascapertandingan dalam video itu terlihat adu pukul antarsuporter, serta petugas kepolisian yang turut menjadi korban dalam kerusuhan tersebut.
Dari Tragedi Kanjuruhan, sepak bola Banjarnegara nggak pernah belajar, rekaman amatir warga menunjukkan suasana yang benar-benar chaos layaknya di Kanjuruhan. Terlihat beberapa orang mengalami luka parah hingga harus dilarikan ke rumah sakit terdekat untuk mendapat penanganan medis. Bahkan, sejumlah petugas keamanan juga terlihat mengalami luka akibat lemparan dan bentrokan yang tak terkendali.
Menurut informasi sementara yang beredar, kericuhan dipicu oleh ketidakpuasan salah satu kelompok suporter terhadap hasil akhir pertandingan. Mereka diduga tidak terima tim jagoannya mengalami kekalahan, hingga kemudian meluapkan emosi dengan tindakan anarkistis.
Hingga saat ini, belum ada keterangan resmi dari pihak kepolisian maupun panitia penyelenggara terkait kronologi detail dan jumlah korban luka.
Tragedi ini kembali menjadi alarm keras bagi dunia sepak bola Tanah Air, khususnya di level akar rumput. Pengawasan yang lemah, minimnya keamanan, serta kurangnya edukasi suporter masih menjadi pekerjaan rumah besar yang belum terselesaikan.
Pihak berwenang diharapkan segera turun tangan untuk mengusut tuntas kejadian ini dan memastikan turnamen-turnamen serupa ke depan memiliki standar keamanan yang lebih baik.