INFOPBGCOM, PURBALINGGA – Good News From Indonesia (GNFI) bersama GoodStats resmi merilis hasil survei Indeks Optimisme 2025, yang menunjukkan penurunan signifikan dalam tingkat optimisme masyarakat Indonesia. Dibandingkan tahun 2023 yang berada pada angka 7,77 (kategori “optimis”), tahun 2025 mencatat skor rata-rata nasional sebesar 5,51, yang tergolong dalam kategori “netral”.
Survei ini dilakukan pada periode 3 Juni – 3 Juli 2025 dengan melibatkan responden dari seluruh wilayah Indonesia, mulai dari Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, hingga Papua dan Bali-Nusa Tenggara. Mayoritas responden berusia 17–35 tahun (76,8%), dengan komposisi gender perempuan sebesar 58,1%.
Temuan Utama Survei
1. Penurunan Tingkat Optimisme
Penurunan indeks ini dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti:
67,6% responden menyaksikan atau mengalami PHK dalam 6 bulan terakhir.
55,8% merasa kebutuhan pokok meningkat signifikan.
33,8% mengalami penurunan pendapatan rumah tangga.
Meski begitu, penurunan ini bukan berarti pesimisme total. Publik tetap menunjukkan semangat bertahan, meskipun dihadapkan pada tantangan ekonomi, ketidakpastian politik, serta dampak konflik global.
2. Politik dan Pemerintahan: Dimensi Paling Pesimis
Dimensi Politik dan Pemerintahan mencatat skor terendah sebesar 3,87, yang masuk dalam kategori pesimis. Hal ini dipicu oleh:
67,4% pesimis perilaku korupsi akan membaik.
60,1% ragu akan transparansi pemerintah.
53,3% pesimis terhadap ruang suara publik dalam kebijakan.
Kondisi ini menunjukkan rendahnya kepercayaan masyarakat terhadap institusi politik dan pemerintah sebagai agen perubahan.
3. Generasi Muda Paling Pesimis
Kelompok usia 17–25 tahun tercatat sebagai yang paling pesimis, dengan skor optimisme hanya 5,45. Sebaliknya, kelompok usia 46–55 tahun justru paling optimis dengan skor 6,21.
Faktor utama pesimisme generasi muda:
Ketidakpastian ekonomi dan karier.
Kompetisi kerja yang tinggi.
Ketidakjelasan arah masa depan.
Kegamangan terhadap sistem dan kebijakan publik.
4. Budaya dan Inovasi Jadi Pilar Harapan
Meskipun banyak tantangan, dua dimensi mencatat skor tertinggi:
Budaya dan Kreativitas: 6,75
Teknologi dan Inovasi: 6,69
Sebanyak 70,2% responden optimis budaya Indonesia semakin dikenal di kancah global, dan 66,8% yakin anak muda mampu memimpin inovasi digital. Temuan ini menandakan bahwa sektor kreatif dan teknologi masih menjadi sumber harapan dan peluang pertumbuhan strategis ke depan.
Pentingnya Optimisme yang Membumi
CEO GNFI, Wahyu Aji, menegaskan bahwa optimisme tidak berarti menutup mata dari kenyataan. Justru melalui data ini, publik bisa membangun kembali narasi harapan yang realistis dan responsif terhadap kondisi sosial-ekonomi saat ini.
> “Kami melihat menjaga optimisme bukan berarti menutup mata dari kenyataan. Justru dari data inilah kita bisa kembali menyusun narasi optimisme yang lebih membumi,” ujar Wahyu Aji.
Tentang Survei
Survei Indeks Optimisme 2025 dilaksanakan melalui dua metode: survei online dan Forum Group Discussion (FGD). Skala pengukuran menggunakan skor Likert 1–10, dan dikategorikan sebagai berikut:
Sangat Pesimis (1–2)
Pesimis (3–4)
Netral (5–6)
Optimis (7–8)
Sangat Optimis (9–10)