INFOPBG.COM, Purbalingga – Operasi pencarian korban hanyut akibat banjir bandang di Sungai Klawing resmi dihentikan pada Sabtu (9/8/2025) pukul 16.00 WIB. Meski telah berlangsung selama tujuh hari, satu korban bernama Tedi Septian, warga Majenang, masih belum ditemukan dan dinyatakan hilang.
Kepala Pelaksana BPBD Purbalingga, Prayitno, menjelaskan keputusan penutupan operasi SAR diambil setelah tim gabungan melakukan pencarian intensif tanpa hasil signifikan. Dari tiga pekerja yang terseret arus deras pada Minggu (3/8/2025), dua korban—Sarwoyo dan Muhyadi, warga Desa Penaruban, Kecamatan Kaligondang—berhasil ditemukan dalam kondisi meninggal dunia.
“Sedangkan satu korban lainnya, yaitu Tedi Septian, belum ditemukan hingga hari terakhir pencarian,” ujar Prayitno.
Selama operasi, tim SAR sempat menemukan jenazah di Sungai Serayu, wilayah Desa Pegalongan, Kecamatan Patikraja, Kabupaten Banyumas. Namun, hasil identifikasi memastikan jenazah tersebut bukan salah satu korban dari peristiwa di Sungai Klawing.
Prayitno menegaskan, penutupan operasi bukan berarti pencarian dihentikan sepenuhnya. “Operasi SAR akan dibuka kembali apabila ada informasi baru,” katanya.
Pencarian dengan Kekuatan Penuh
Pada hari terakhir, 70 personel SAR gabungan dikerahkan, dibagi dalam beberapa tim menggunakan perahu karet untuk menyisir aliran Sungai Klawing hingga ke Sungai Serayu.
Perahu karet BPBD: rute Linggamas – Suro (Kalibagor)
Perahu karet BASARNAS: rute serupa dan Suro – Bendung Gerak Serayu
Tim rafting: rute Bokol – Linggamas
Tim pemantau: Jembatan Pasren, Jetis, Bendung Gerak Serayu
Selain itu, komunitas IM Body Rafting turut membantu penyisiran di jalur Bokol – Linggamas.
Bencana Datang Tiba-Tiba
Banjir bandang yang melanda Sungai Klawing terjadi mendadak saat ketiga korban tengah bekerja di wilayah Kelurahan Bancar, Kecamatan Purbalingga. Arus deras menghanyutkan mereka tanpa memberi kesempatan untuk menyelamatkan diri.
Dua korban yang ditemukan berada di lokasi berbeda, dengan proses evakuasi yang sulit akibat medan berbahaya dan arus sungai yang deras.
Peristiwa ini meninggalkan duka mendalam bagi keluarga dan warga sekitar. BPBD Purbalingga menyampaikan belasungkawa sekaligus mengimbau masyarakat yang menemukan tanda-tanda keberadaan korban atau barang miliknya untuk segera melapor.
Bencana ini menjadi pengingat pentingnya kewaspadaan terhadap ancaman banjir bandang, khususnya bagi masyarakat yang beraktivitas di sekitar aliran sungai besar seperti Klawing dan Serayu. Peningkatan risiko bencana hidrometeorologi akibat perubahan iklim menuntut langkah mitigasi yang lebih kuat dan terpadu.