INFOPBG.COM, Purbalingga - Pemerintah daerah bersama Kementerian ESDM mengadakan pelatihan teknis bagi petani terkait penggunaan pompa air yang digerakkan oleh bahan bakar gas elpiji. Kegiatan yang berlangsung Selasa (4/11/2025) di UPTD Perbenihan Mewek, Kecamatan Kalimanah, bertujuan mempercepat adaptasi alat hemat energi di sektor pertanian.
Sebanyak 40 petani dari berbagai wilayah mengikuti sesi yang memadukan teori dan praktik langsung. Peserta dipandu bagaimana menghubungkan tabung elpiji ke mesin, cara memastikan aliran gas, serta teknik mengatasi gangguan aliran air pada selang hisap dan buang.
Menurut Alimi, Fungsional Pengawas Alsintan Dinpertan Purbalingga, salah satu masalah umum di lapangan adalah kebingungan para petani saat gas tidak tampak keluar. “Gas itu tidak terlihat, sehingga banyak yang mengira tidak ada aliran. Di sini kami tunjukkan tanda-tanda dan langkah sederhana untuk memastikan pemasangan benar,” ujarnya.
Selain fokus pada pompa, panitia juga memperkenalkan power sprayer yang dapat dijalankan dengan LPG — alat yang berguna untuk penyemprotan pada tanaman hortikultura. Peserta mendapatkan praktik penggunaan sehingga siap menerapkannya di lahan masing-masing.
Dari sisi biaya operasional, penggunaan elpiji dinilai lebih efisien. Alimi menjelaskan, bila dipakai secara tepat satu tabung LPG 3 kg dapat bertahan sampai delapan jam kerja; perbandingannya, mesin berbahan bensin dalam durasi serupa bisa menghabiskan kira-kira 15 liter bahan bakar. Dengan demikian, beralih ke LPG menawarkan penghematan yang nyata bagi petani.
Program pelatihan ini merupakan lanjutan inisiatif yang sudah berjalan sejak 2020. Sejak itu, Dinas Pertanian Kabupaten Purbalingga mencatat penyaluran lebih dari 1.600 unit pompa elpiji ke petani secara individu. Pada 2024 saja, tercatat penyerahan sekitar 300 unit yang sebagian dimanfaatkan lagi untuk sesi pelatihan kali ini. Setiap paket bantuan umumnya meliputi pompa tiga inci, tabung LPG 3 kg, selang hisap dan buang, serta pelumas (oli).
Kegiatan kerja sama antara Kementerian ESDM dan Pemkab Purbalingga ini diharapkan tidak hanya menurunkan biaya produksi tetapi juga mendorong praktik pertanian yang lebih ramah lingkungan dan berkelanjutan.

