Dok. Facebook.com/Gunanto Eko
INFOPBG.COM, Purbalingga - Temuan formasi batuan unik di kawasan Igir Karem, Desa Karangjambu, Kabupaten Purbalingga, memantik perdebatan luas di kalangan pemerhati sejarah, geologi, hingga masyarakat umum. Bukit yang berada di ketinggian sekitar 791 meter di atas permukaan laut (mdpl) itu kini menjadi sorotan karena struktur batunya dinilai tidak lazim.
Sejumlah pihak menyebut formasi batuan tersebut sebagai fenomena geologis alami, yakni columnar joint, struktur batuan yang terbentuk dari proses pendinginan lava hasil erupsi gunung purba. Fenomena serupa diketahui juga terdapat di beberapa wilayah lain di dunia dan Indonesia.
Namun, pandangan berbeda datang dari kelompok pemerhati sejarah dan arkeologi. Mereka menilai susunan batu di Igir Karem terlihat bertingkat dan menyerupai struktur bangunan, sehingga memunculkan dugaan sebagai peninggalan peradaban masa lampau. Beberapa bahkan mengaitkannya dengan kemungkinan punden berundak, candi, atau situs purba yang disebut memiliki kemiripan dengan Situs Gunung Padang di Jawa Barat.
Nama Kerajaan Galuh Purba, yang selama ini hidup dalam legenda dan tradisi tutur masyarakat Jawa, turut disebut-sebut dalam diskursus tersebut. Meski belum didukung bukti ilmiah yang kuat, narasi ini semakin menambah daya tarik dan misteri kawasan Igir Karem.
Pakar menilai, baik sebagai fenomena geologi maupun situs arkeologi, keberadaan batuan Igir Karem tetap merupakan warisan penting yang bernilai tinggi. Karena itu, dibutuhkan penelitian ilmiah lintas disiplin yang melibatkan ahli geologi, arkeologi, sejarah, serta dukungan pemerintah daerah dan lembaga terkait.
Hingga kini, belum ada kesimpulan resmi yang menetapkan status formasi batuan tersebut. Masyarakat diimbau untuk tidak melakukan aktivitas yang berpotensi merusak struktur batuan sembari menunggu hasil kajian lebih lanjut.
“Misteri Igir Karem bukan soal benar atau salah, melainkan peluang untuk menambah khazanah pengetahuan tentang masa lalu Purbalingga,” ujar salah satu pemerhati sejarah lokal.
Keberadaan Batu Purba Igir Karem diharapkan dapat menjadi momentum untuk meningkatkan perhatian terhadap pelestarian alam dan sejarah, sekaligus membuka potensi riset dan wisata edukasi berbasis budaya.
INFOPBG.COM, Purbalingga - Temuan formasi batuan unik di kawasan Igir Karem, Desa Karangjambu, Kabupaten Purbalingga, memantik perdebatan luas di kalangan pemerhati sejarah, geologi, hingga masyarakat umum. Bukit yang berada di ketinggian sekitar 791 meter di atas permukaan laut (mdpl) itu kini menjadi sorotan karena struktur batunya dinilai tidak lazim.
Sejumlah pihak menyebut formasi batuan tersebut sebagai fenomena geologis alami, yakni columnar joint, struktur batuan yang terbentuk dari proses pendinginan lava hasil erupsi gunung purba. Fenomena serupa diketahui juga terdapat di beberapa wilayah lain di dunia dan Indonesia.
Namun, pandangan berbeda datang dari kelompok pemerhati sejarah dan arkeologi. Mereka menilai susunan batu di Igir Karem terlihat bertingkat dan menyerupai struktur bangunan, sehingga memunculkan dugaan sebagai peninggalan peradaban masa lampau. Beberapa bahkan mengaitkannya dengan kemungkinan punden berundak, candi, atau situs purba yang disebut memiliki kemiripan dengan Situs Gunung Padang di Jawa Barat.
Nama Kerajaan Galuh Purba, yang selama ini hidup dalam legenda dan tradisi tutur masyarakat Jawa, turut disebut-sebut dalam diskursus tersebut. Meski belum didukung bukti ilmiah yang kuat, narasi ini semakin menambah daya tarik dan misteri kawasan Igir Karem.
Pakar menilai, baik sebagai fenomena geologi maupun situs arkeologi, keberadaan batuan Igir Karem tetap merupakan warisan penting yang bernilai tinggi. Karena itu, dibutuhkan penelitian ilmiah lintas disiplin yang melibatkan ahli geologi, arkeologi, sejarah, serta dukungan pemerintah daerah dan lembaga terkait.
Hingga kini, belum ada kesimpulan resmi yang menetapkan status formasi batuan tersebut. Masyarakat diimbau untuk tidak melakukan aktivitas yang berpotensi merusak struktur batuan sembari menunggu hasil kajian lebih lanjut.
“Misteri Igir Karem bukan soal benar atau salah, melainkan peluang untuk menambah khazanah pengetahuan tentang masa lalu Purbalingga,” ujar salah satu pemerhati sejarah lokal.
Keberadaan Batu Purba Igir Karem diharapkan dapat menjadi momentum untuk meningkatkan perhatian terhadap pelestarian alam dan sejarah, sekaligus membuka potensi riset dan wisata edukasi berbasis budaya.

