INFOPBGCOM, UPDATE - Pembangunan yang terus berkembang di Yogyakarta membuat ruang hijau semakin menyempit. Akibatnya, sejumlah jenis pohon yang dulu mudah dijumpai kini mulai jarang terlihat. Salah satu yang keberadaannya makin langka adalah pohon maja, tanaman berbuah besar yang punya kisah panjang dalam sejarah Nusantara.
Buah maja dikenal dengan kulitnya yang keras dan berwarna hijau, sedangkan daging buahnya jingga kekuningan dengan aroma khas saat dibelah. Meski tampak menarik, rasanya sangat pahit sehingga jarang dikonsumsi langsung. Banyak orang hanya membiarkan buahnya mengering di pohon atau jatuh begitu saja, sementara pohonnya sendiri kerap ditanam untuk memberi keteduhan.
Fyi, masyarakat Indonesia lebih sering memanfaatkan buah ini sebagai bahan ramuan tradisional karena dipercaya memiliki berbagai khasiat kesehatan.
Menariknya, di beberapa negara Asia Selatan seperti India, Nepal, Bangladesh, Pakistan, dan Sri Lanka, buah maja justru dikonsumsi sebagai jus, dimakan segar, atau dikeringkan. Dalam tradisi Hindu, tanaman maja dianggap suci dan dikaitkan dengan Hyang Siwa, sehingga pohonnya kerap dijumpai di area pura atau tempat peribadatan.
Asal-usul Nama Majapahit
Salah satu jejak populer pohon ini ada dalam sejarah berdirinya Kerajaan Majapahit. Dikisahkan, ketika Raden Wijaya membuka kawasan hutan untuk mendirikan pemukiman baru, rombongan menemukan pohon maja yang tengah berbuah lebat. Rasa pahit buah tersebut kemudian menginspirasi penamaan kerajaan: Maja – Pahit, yang kini menjadi salah satu kerajaan paling berpengaruh dalam sejarah Indonesia.
Pohon dengan Banyak Manfaat
Di masa lalu, masyarakat Yogyakarta memanfaatkan kulit buah maja sebagai alat sehari-hari. Kulitnya yang keras dijadikan gayung atau wadah takaran yang dikenal dengan sebutan beruk. Meski bentuknya mirip tempurung kelapa, beruk dari buah maja memiliki keunikan tersendiri dan digunakan untuk menakar bahan pangan seperti beras atau kedelai.
Pohon maja mungkin kini semakin sulit ditemui, namun jejak sejarah, nilai budaya, dan manfaatnya menjadikan tanaman ini tetap menarik untuk dilestarikan.

