google-site-verification=YyoQycYeX1oqBXs24tjZgisdL-bsneSSAuvFyVbld3E
Purbalingga Kebut Modernisasi Pertanian, Kemangkon Diproyeksikan Jadi Kecamatan Percontohan -->

Menu Atas

Advertisement

Link Banner

Peta Covid

Purbalingga Kebut Modernisasi Pertanian, Kemangkon Diproyeksikan Jadi Kecamatan Percontohan

Minggu, 07 Desember 2025


INFOPBG.COM, PURBALINGGA - Pemerintah Kabupaten Purbalingga terus mempercepat langkah modernisasi pertanian sebagai upaya mendukung swasembada pangan nasional. Dinas Pertanian (Dinpertan) Purbalingga saat ini fokus pada perbaikan jaringan irigasi serta percepatan distribusi alat dan mesin pertanian (alsintan) di berbagai wilayah.

Kepala Bidang Sarana dan Prasarana Dinpertan Purbalingga, Hafidhah Khusniyati, menyampaikan bahwa percepatan modernisasi dilakukan selaras dengan instruksi pemerintah pusat yang menekankan peningkatan produktivitas melalui teknologi dan infrastruktur pertanian.

“Dalam rangka mendukung program Kementan sesuai inpres, kami sedang masif melakukan rehabilitasi irigasi dan penguatan modernisasi alsintan. Ini langkah penting untuk meningkatkan hasil panen petani,” ujarnya, Minggu (7/12/2025).

Puluhan Alsintan Baru Masuk Purbalingga

Sejumlah alsintan baru telah tiba dan siap didistribusikan kepada kelompok tani. Di antaranya:

4 unit traktor roda empat
6 unit rotavator
90 unit traktor roda dua yang segera menyusul

Besarnya jumlah alsintan membuat kebutuhan ruang penyimpanan meningkat drastis.

"Sampai harus meminjam gudang Puspahastama karena kapasitas kami tidak mencukupi. Alat yang datang masih dalam bentuk peti, jadi perlu dirakit, diuji, dan operatornya dilatih sebelum digunakan," jelas Hafidhah.

Kemangkon Jadi Pusat Modernisasi Pertanian

Di antara kecamatan yang ada di Purbalingga, Kemangkon disebut sebagai wilayah paling progresif dalam penerapan teknologi pertanian modern.

Pada musim panen, puluhan mesin combine harvester beroperasi di area persawahan Kemangkon. Tingginya penggunaan mesin panen di wilayah tersebut bahkan kerap membuat petani saling berebut jadwal.

Menurut Hafidhah, topografi Kemangkon yang datar dan memiliki hamparan sawah luas menjadi faktor utama cepatnya adopsi alsintan di wilayah tersebut. Selain itu, penggunaan combine harvester terbukti meningkatkan efisiensi panen dan hasil gabah.

"Gabah hasil panen combine harvester memiliki kualitas lebih baik dan nilai jualnya lebih tinggi. Selisih harganya bisa mencapai Rp500 per kilogram, sehingga petani semakin tertarik menggunakan teknologi modern," tambahnya.

Dorongan Menuju Pertanian Berdaya Saing Tinggi

Modernisasi pertanian di Purbalingga diharapkan dapat meningkatkan produktivitas secara signifikan, sekaligus mempercepat transformasi pertanian menuju mekanisasi penuh. Pemerintah daerah menargetkan lebih banyak kecamatan mengikuti jejak Kemangkon sebagai wilayah percontohan mekanisasi.